Kamis, 23 April 2015

Mesra-mesraan Hingga Ciuman di KPK, 2 Mahasiswa ini Ditegur Satpam

Ada pemandangan berbeda di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pagi ini. Dua mahasiswa itu tampak asyik mesra-mesraan, hingga akhirnya ditegur satpam KPK.

Puluhan wartawan yang tengah berada di Ruang Wartawan KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/4/2015) tampak heboh. Dari balik kaca gedung, tampak ada seorang mahasiswa dan seorang mahasiswi yang tengah bermesraan.

Pasangan kekasih itu bermesraan di samping lobi Gedung KPK, dekat tempat sampah. Si wanita yang berambut pirang ini sesekali tampak agresif mencumbu kekasihnya. Aksi mereka tersebut pun membuat heboh wartawan.

Para wartawan media nasional, baik pria maupun wanita tampak mengabadikan momen itu dengan kamera smartphone. Banyak yang menyayangkan kelakuan pasangan mahasiswa ini karena dianggap tidak etis.

"Masa pacaran di Gedung KPK sih, apalagi hari Jumat. Baru sekali nih melihat begini seumur-umur tugas di KPK," ucap seorang wartawan.

Kehebohan wartawan pun menarik perhatian petugas keamanan KPK. Setelah tahu penyebabnya, 2 petugas keamanan kemudian menghampiri dan langsung menegur pasangan yang bermesraan itu.

Entah apa yang disampaikan 2 petugas keamanan itu. Pasangan itu hanya mengangguk-angguk. Selepas ditegur, mereka pun tak bermesraan lagi.

Beberapa mahasiswa lain yang duduk-duduk di lobi Gedung KPK mengaku perempuan yang bermesraan itu merupakan rekannya. Perempuan itu dari sebuah kampus ternama di Bogor, Jawa Barat. Sedangkan kekasihnya itu dari sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat.

"Kita di sini lagi tugas meliput. Kita nggak ikut-ikutan," ucap salah seorang mahasiswa.

Minggu, 19 April 2015

Sadis! Pengusaha Korban Penculikan Dirantai dan Dianiaya Para Pelaku

Seorang pengusaha di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Thalib Abbas diculik 5 orang pria yang mengaku sebagai anggota polisi. Selama menyekap, para pelaku memperlakukan korban secara sadis dengan menganiaya dan mengikat tangan korban dengan rantai.

"Korban mengalami luka memar diduga dianiaya, dan tangannya diborgol rantai," kata Kanit II Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Teuku Arsya Khadafi kepada detikcom, Minggu (19/4/2015) malam.

Arsya mengatakan, ‎hal itu diketahui berdasarkan selembar foto yang dikirimkan ke keluarga korban. Dalam foto tersebut, tampak korban duduk dengan posisi kaki bersila.

Dari sebuah foto yang didapat detikcom dari pihak kepolisian, pria renta itu mengenakan kaus oblong berwatna putih dan sarung bermotif batik. Kedua tangannya tampak dirantai dengan rantai yang panjang.

Foto tersebut diambil oleh pelaku di sebuah ruangan yang diduga menjadi tempat penyekapan korban. Mulut korban juga tampak memar, diduga korban dianiaya.

Bersama dengan foto tersebut, para pelaku juga meminta keluarga korban untuk segera mengirimkan uang sebesar Rp 400 juta ke para pelaku.

Sejauh ini, tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih memburu para pelaku. Belum diketahui apa hubungan korban dengan para pelaku.

Berita lainnya :

http://blogberkatakata.blogspot.com/2015/04/mario-si-penyusup-roda-pesawat-yang.html
http://coretansipinky.blogspot.com/2015/04/raffi-gigi-tak-bisa-lepas-dari-internet.html
http://alhariz87.blogspot.com/2015/04/gerrard-bukan-lagi-jimat-liverpool.html
http://peace-palestine-israel.blogspot.com/2015/04/angelina-jolie-dan-brad-pitt-segera.html

Harga Pertalite RON 90 Bakal di Kisaran Rp 8.000-8.300/Liter

Mulai Mei 2015, PT Pertamina (Persero) akan memperkenalkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru yaitu Pertalite RON 90. BBM ini lebih baik ketimbang Premium RON 88 tetapi masih di bawah Pertamax RON 92.

M Iskandar, Vice President Fuel Marketing PT Pertamina (Persero), mengatakan pihaknya akan belum menetapkan harga Pertalite secara pasti. Namun kisarannya sudah mulai terlihat.

"Harga ini terpenting. Kita akan mengambil medium range antara Premium dan Pertamax. Sekitar Rp 8.000-8.300/liter," ungkapnya dalam diskusi Energi Kita di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/4/2015).

Saat ini, harga Premium di daerah luar Jawa-Madura-Bali adalah Rp 7.300/liter sementara di Jawa-Madura-Bali adalah Rp 7.400/liter. Sedangkan Pertamax dibanderol Rp 8.600/liter.

Menurut Iskandar, sebenarnya Pertamina sudah berniat meluncurkan bensin RON 90 ini pada 2007. Namun terus tertunda sampai sekarang.

Pertalite RON 90, lanjut Iskandar, lebih ramah bagi mesin kendaraan dibandingkan Premium. "Jadi kita juga memenuhi persyaratan dari produsen otomotif," ujarnya.

Pertamina, tambah Iskandar, juga diuntungkan ketika Pertalite menggantikan Premium. Pasalnya, sebagian besar kebutuhan bensin Premium saat ini masih diimpor. Dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), impor ini tentu berat bagi Pertamina.

"RON 88 untuk memenuhi kebutuhan domestik itu 70% impor. Kilang kita desainnya kilang lama, yang produknya kelas bawah. Sehingga kalau ditarik ke atas, pasti nggak efisien," tuturnya.

Berita Lainnya :

http://bloggalagreece2010.blogspot.com/2015/04/ahok-marah-balai-betawi-setu-babakan.html
http://sarahgracedye.blogspot.com/2015/04/baku-tembak-polisi-di-cijantung.html
http://safiadboutique.blogspot.com/2015/04/ini-kritik-tim-reformasi-migas-buat.html
http://solehinloveislam.blogspot.com/2015/04/pertamina-tegaskan-tak-hapus-premium.html
http://weeklyteaparty.blogspot.com/2015/04/presiden-china-dan-belasan-kepala.html

Jumat, 17 April 2015

TKW Ilegal dari Pasuruan Rata-rata Lulusan Sekolah Dasar

Banyaknya tragedi yang dialami tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri mulai dari penyiksaan, kekerasan seksual hingga hukuman mati tak mengendurkan semangat warga Pasuruan untuk mencari nafkah di negeri orang. Iming-iming gaji besar begitu menggiurkan sehingga banyak yang nekat ke luar negeri meski harus menempuh banyak resiko.

"Mereka maunya jalan pintas, lewat calo dari PJTKI yang nggak jelas. Kontrak mereka nggak jelas, kerja dimana juga nggak tahu yang penting berangkat," kata Kepala Dinas Sosial Tenaka Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertras) Kabupaten Pasuruan, Yoyok Heri Sucipto, di kantornya, Jumat (17/4/2015).

Yoyok mengatakan jumlah TKW Pasuruan yang berangkat melalui calo sangat banyak tersebar di Kecamatan Nguling, Lekok, Winongan dan Gondangwetan. Mereka rata-rata tak memiliki skill yang memadai dan lulusan sekolah dasar. Selain Malaysia, Arab Saudi menjadi negara tujuan mereka meski moratorium pengiriman tenaga kerja ke negeri tersebut belum dicabut.

"Jumlahnya sangat besar, jauh lebih besar dari TKW yang berangkat lewat Disnaker. Kalau melalui kita rata-rata hanya 50 orang pertahun," jelasnya.

Menurut Yoyok, pihak dinas sudah secara rutin melakukan sosialisasi ke warga melalui kecamatan agar tak mempercayai calo dan berangkat melalui dinas. Dengan begitu, pihak dinas akan mudah melakukan pembelaan maupun bantuan jika terjadi masalah di negeri tujuan.

"Sementara ini kan nggak demikian, berangkat lewat calo kalau ada masalah lapor ke kita. Tentu saja kita akan tetap membantu meski kadang mereka tak memiliki selembarpun dokumen," terang Yoyok.

Selain itu, kata Yoyok, jika berangkat melalui dinas, calon tenaga kerja akan dibantu peminjaman biaya keberangkatan ke bank dan ditempatkan di PJTKI yang bertanggungjawab. "Kalau memang tak memiliki skill sama sekali, kita akan memintanya untuk mengurungkan niatnya," kata dia.

Desa Kalirejo Kecamatan Gondangwetan merupakan salah satu desa yang warganya banyak menjadi TKW di Arab Saudi. Tak kurang dari 25 perempuan di desa ini mengaduh nasib di negeri Timur Tengah tersebut. Nurul Huda, sang kepala desa mengatakan semuanya berangkat lewat calo. Mereka tak ambil pusing dari PJTKI apa calo berasal yang penting berangkat.

"Rata-rata sekolahnya sampai SD atau Madrasah Diniyah, bahkan ada yang nggak bisa baca. Jangankan ke dinas, ke pihak desa saja mereka tak melapor. Kalau ada masalah baru melapor kita," kata Huda