Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) memastikan kesiapan melayani penumpang pada musim mudik Lebaran tahun ini.
"Ditanya
kesiapan, karena ini pekerjaan tahunan, ya, kami siap melaksanakan
(layanan mudik Lebaran)," ucap Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro di
Stasiun Tawang Semarang, Jawa Tengah, Selasa (9/6/2015).
Dirut
KAI bersama Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
Hermanto Dwiatmoko menyambangi Stasiun Tawang sebagai bagian pengecekan
kondisi lintasan Semarang-Jakarta.
Edi menjelaskan, pihaknya
mengecek kesiapan masing-masing daerah operasi (daops) dalam
melaksanakan angkutan Lebaran, dimulai dari standar keamanan yang
diterapkan.
"Kami meminta kesediaan atau presentasi masing-masing
daops kesiapannya seperti apa? Mulai dari standar keamanan. Keamanan
ini nomor satu supaya penumpang tenang sampai tujuan," urai dia.
Setiap
daops, imbuh Edi, melaporkan kesiapannya masing-masing dalam menghadapi
angkutan Lebaran, sekaligus jika masih ditemukan kekurangsiapan di
perjalanannya akan segera dikoordinasikan.
"Kami harus memastikan
supaya operasi Lebaran pada tahun ini berlangsung sukses, yakni
mengangkut saudara-saudara kita pulang kampung, dan balik lagi ke kota.
Ya, kami siap," imbuh dia.
Kereta Tambahan
Untuk
KA tambahan pada masa angkutan Lebaran, ia membeberkan, KAI sudah
menyiapkan total 15 rangkaian dan ketersediaan tiket angkutan Lebaran
sekarang ini juga masih cukup banyak.
"Yang dibilang ketersediaan
tiket (angkutan Lebaran). Sekarang ini masih banyak. Ya, semua jangan
milihnya pada H-1, H-2 Lebaran. Pasti habis kan ada ribuan orang," urai
Edi.
2,5 Juta Penumpang
Ia menyebutkan,
paling tidak ada 2,5 juta penumpang yang diprediksi akan terlayani
angkutan KA pada masa angkutan Lebaran tahun ini, terhitung mulai H-10
sampai dengan H+10 Lebaran.
"Kurang lebihnya ada 2,4-2,5 juta
penumpang. Akan tetapi, selalu orang katakan tiket habis pada H-1, H-2,
H-3, atau H+1. Selebihnya masih ada sekitar satu jutaan tiket," papar
dia.
Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko meminta PT KAI untuk meningkatkan pengawasan, terutama di jalur-jalur yang rawan, termasuk di perlintasan tanpa palang pintu.
"Kami
juga minta untuk menyiagakan peralatan yang diperlukan, misalnya
bantalan rel darurat di tempat-tempat tertentu. Jadi, kalau terjadi
sesuatu, misalnya longsor, cepat ditangani," pungkas dia. (Ant/Ans/Ado)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar